Oct 8, 2016

19

Malam ini, aku mengintip dibalik jendela. Hujan yang menderas, mengingatmu disetiap rintiknya.

Rinduku sudah menjadi badai, bukan lagi gerimis kecil yang biasa kita lewati dengan berlari-lari.
Lampu kota mengingatkanku denganmu yang sering berjalan di trotoar dengan senyum bulan sabit andalanmu. Katamu, dunia ini indah. Aku hanya tertawa mendengarnya, salah satu yang membuat duniaku indah adalah kamu.

Suara detik jam mengingatkanku akan keheninganmu kala itu. Yang hanya terdiam dikursi dengan kerutan di dahi. Katamu, hidup ini sulit. Aku hanya tertawa mendengarnya, mencintaimu juga sama sulitnya.

Pepohonan rindang mengingatkanku denganmu yang menarikku untuk duduk dibawahnya. Katamu, pergi lebih baik. Aku lagi-lagi hanya tertawa, aku bukan lagi apa-apa.




No comments:

Post a Comment