Feb 8, 2017

20

Aku pernah memperjuangkanmu untuk menjadi rumah.
Akupun pernah menanam serpihan benci, menolak rindu yang mengakar.
Lalu, kemarin aku mempertahankanmu untuk menjadi teman dari suka duka.

Lalu katamu, ingin pergi.
Menghilang.
Jauh.

Kamu pernah menjadi pusat doa-doaku.
Luka dan perih.
Senang dan sedih.
Kini giliranku yang melepasmu.

Tidak lagi menjadikanmu rumah untuk cerita.
Tidak lagi merindukanmu untuk menjadi sandaran.
Tidak lagi menahanmu untuk tetap disisi.
Katamu ingin pergi, bukan?

Maka akan kujadikan kamu mimpi dalam tidurku.
Kenangan dalam perjalananku.