Aug 7, 2013

8

Mungkin salahku yang tidak pernah berani mengungangkapkan. Atau salahmu yang tidak pernah bertanya?

Darling, 
I know your heart's seen better times. 
I know our songs had better rhymes. 
Before today... 


Bukankah kita pernah melangkah bersama untuk lebih dekat? Meraih sesuatu yang dulu sama-sama kita rasa? Namun, ternyata dirimu tak pernah menampakkan sebuah bukti yang bisa membuatku tidak berpaling darimu. Hingga ada seseorang yang dapat mengurai senyumku lebih lebar. Dan membuatku, berjalan menjauh darimu. 


Darling, 
I guess I made the wrong mistakes. 
I understand if you need your space. 
Please take your time.
Before you go away, so far away, 
You need to realize.


Aku tidak pernah merasa benar karna berpaling darimu. Permata yang dulu aku pilih ternyata tidak lebih baik dari kayu yang kau tawarkan. Aku mengerti kau kecewa. Aku tahu aku tak lagi pantas mengharapkan dirimu kembali. Tetapi, jangan seperti ini. Kau menghidupkan asa yang mengepul kecil dalam hati ini, lantas pergi dan kemudian menerobos masuk lagi. Dan sekarang, kau meninggalkanku lagi. Sendiri. 


Baby, it's not just you. 

You know it hurts me too. 
Watching you leave, 
With tears on your sleeve.
Don't you notice that mine aren't exactly dry?


Penyesalan karna membuangmu mengurungku. Membuatku merenung dan menyadari, bahwa aku tidak ingin kehilangan dirimu. Aku bahkan tidak tahu lagi, bagaimana caranya melepas rasa ini. Rasa bersalah kah? Rasa sayang kah? Atau hanyalah rasa semu yang tidak akan berarti nantinya? Mungkin dulu kau terluka karna ku. Dan kini, aku terluka karena mu. 


Baby, it's not just you. 
That's hurting, 
It's me too. 


Sekarang aku merasakannya. Sakit.


Please don't forget the good days with me.
 I can make back the heart aching beat.
When it gets dark and it's hard to see, 
I'll turn on the lights. 


Aku manusia biasa sepertimu. Aku memiliki harga untuk setiap jengkal rasa yang kupunya. Lantas, haruskah aku memohon didepanmu untuk kembali? Haruskan aku berjanji, untuk tidak akan kemana-mana lagi untuk membuatmu tetap disini? Aku mungkin bukanlah orang yang paling menyayangimu. Tetapi aku hanyalah satu dari segelintir orang yang tidak ingin kehilanganmu. Yang ingin kau pedulikan juga. Punyakah aku hak untuk memintamu untuk setidaknya tidak melupankanku? Aku sama seperti yang lain. Benci dilupakan. Benci diabaikan. 


Before you go away, so far away.

I really need you to know.

Baby it's not just you. 

You know it hurts me too. 
Watching you leave,
With tears on your sleeve.
Don't you notice that mine aren't exactly dry?


Kurangkah segala macam morse yang aku kirimkan untuk membuatmu sadar. Hey, aku disini! Menyayangimu disini! Merindukanmua disini! Bertanya, bagaimana kabarmu disana? Aku juga terluka. Tidakkah kau bisa mendengar rintih rasa sakit ini? Atau mungkin, peduli kah dirimu atas apa yang aku rasakan?

I'm not giving up.
You don't have to leave, 
I am willing to beg 'til I break my knees, 
I believe in us, 
Don't give up on me, 
I know that you're hurting. 
And I'm sorry for the pain, 
I promise that I'll change, 
Forgive me, forgive me.

Aku tahu rasanya menyakitkan. Benar kan? Kau pernah merasakannya juga kan? Tetapi aku tidak menyerah. Rasa ini masih belum bisa dikalahkan oleh waktu. Dulu, ketika aku berpaling, kau menyerah bukan? Kali ini aku tidak begitu. Tidak peduli bagaimana kau mengacuhkanku. Aku masih disini. Tetap berdiri disini. Menunggu. Aku meminta maaf, atas segala pengacuhan yang dulu aku lakukan padamu. Sungguh, aku meminta maaf. Mungkin, aku terlalu egois, memintamu kembali padahal telah membuangmu. Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu ketika semuanya baik-baik saja. Sungguh.

Baby, it's not just you 
Baby, it's not just you 
Baby, it's not just you 
It's me too.

  
Ah, ternyata  memang tidak ada yang bisa disalahkan. Takdir pun tak bisa disalahkan. Iya kan?



(Not Just You - Cody Simpson)


Inspired by - my lovey dovey ex-chairmate yang masih galon.

Aug 1, 2013

7





Kalau berlari semelelahkan ini, lebih baik aku berjalan. Tetapi dengan berjalan, kaki itu justru terasa sakit untuk melangkah. Bagaimana dengan berhenti? Tidak, lebih baik aku berbalik dan meniti jalan dengan pelan-pelan. Dibandingkan berhenti, dan, hanya menjadi penonton perjalanan orang lain? Tidak. Aku ingin menjadi bagian dari perjalanan itu. Bahkan perjalananku sendiri.

Kadang aku bertanya, pada bagian hidup yang mana orang memutuskan untuk menyerah, kalah, dan berhenti. Lantas, menjadi penonton setia kebahagiaan dan tangis orang lain. Kadang menjadi penonton saja tidak cukup. Kau hanya bisa melihat, mendengar, -mungkin bisa merasakan. Kau mungkin penonton yang baik, tetapi kau bukanlah perasa yang baik. Jadi, jagalah tutur katamu agar tidak merusak keadaan orang lain. Karna kau tidak benar-benar tahu bagaimana rasanya. 

Ketika tangismu terurai, bukan karna kesedihan yang luar biasa. Tetapi karna segelintir kebahagiaan yang begitu mengharukan. 

Ketika tawamu pecah, bukan karna kebahagiaan yang tak dapat dibendung. Tetapi karna kepedihan yang menyayat. 

Ketika bibirmu berkerut cemberut, bukan karna marah akan sesuatu. Tetapi karna hal kecil yang manis tetapi menyebalkan. 

Sesekali, cobalah berjalan. Menguntai jalan setapak untuk kehidupanmu sendiri. Merasakan setiap jengkal rasa sakit dan kebahagiaan yang menaik turunkan emosi mu. Kadang beberapa orang mengawali sesuatu dengan ketakutan, dan kadang pula hal itu tidak berakhir dengan begitu baik. Bukan kau yang harusnya takut pada keadaan. Tetapi keadaan yang takluk dihadapanmu. Kau bisa jadi adalah bagian dari mimpi seseorang. 

Dengan begitu, tetaplah berjalan. Tidak perlu berlari untuk cepat sampai. Cukup rasakan setiap gelenyar rasa pada setiap sel tubuhmu ketika kau menghabiskan setiap detik mu bersama orang yang kau sayang. Ketika kau merasakan sakit karna terjatuh oleh kerikil kecil. Bangunlah, dan berjalan lagi. Dan terus berjalan.