Mar 23, 2013

1

Ya Allah, aku hanyalah hambaMu yang kecil. Yang hanya bisa meminta, meraung, mengeluh lantas bersujud padaMu.

Engkau yang semulia-mulianya pemaaf, hambaMu ini hanyalah manusia kecil yang sering kali mengulang dosa. Yang sering kali lupa bersyukur, yang sering kali terlalu sombong hingga lupa berdo'a.

Engkau yang sebaik-baiknya mengasihi, memberi nikmat lantas menorehkan cinta pada setiap umatnya.

Engkau yang mendengar yang tak terucap

Aku sungguh meminta padaMu Ya Allah..

Cintailah mereka yang aku sayangi. Berikanlah mereka secuil kebahagiaan dariMu. Agar tak ada lagi tangis yang perlu ku hapus. Agar tak ada lagi perih yang perlu mereka toreh.

Ya Allah...

Jadikanlah aku hambaMu yang tak pernah lupa bersyukur.

Bukan untuk Kau limpahkan nikmat, melainkan untuk mengingatkanku agar tak lagi membandingkan hidupku dengan milik yang lain.

Jadikanlah aku hambaMu yang tak pernah lupa mencintai.

Mencintai Engkau Sang Pencipta, agar tak ada lagi benci dan maki yang mulut dan hati ini ucap. Agar tak ada lagi dengki dan iri.

Ya Allah...

Aku ini hambaMu yang pelupa. Yang masih berteman dengan dosa. Lantas menjadi kalut dan lupa kebesaran Engkau. Aku ini hambaMu yang pelupa. Lantas menyalahi masalah, dan menganggap aku hanyalah manusia tak beruntung semata.

Mar 1, 2013

0


Jadi ceritanya, katanya ibu basecamp, gue disuru galau. jadi ya gue galau beneran.

Ketika kamu terlalu menyayangi seseorang melebihi diri kamu sendiri.

Ketika menyayangi dan meninggalkan sama menyakitkannya.

Aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah serpihan masa lalu yang dulu pernah kita miliki.

Ah ya, kita? Aku lupa, kita telah berubah menjadi aku dan kamu. Astaga, pantas sebenarnya dari awal pun tak pernah terbentuk 'kita' bukan?

Detak kala bersamamu telah melebur seiring berjalannya waktu. Tetapi terganti dengan sebuah rasa kehilangan yang semakin lama membentuk gelembung yang semakin besar.
 
Aku terbiasa, mendengar tawa yang dulu selalu kau umbar.

Aku terbiasa, mendengus keras karna kelakuanmu yang dulu menyebalkan.

Aku terbiasa, menatap segaris senyummu yang dulu untuknya.

Dan kini, kebiasaan itu hilang. Tetapi aku justru merindukannya.

Lucu ya. Tangan ini sudah terlalu fasih menulis tentangmu. Berbeda dengan mulut ini, yang terlalu bisu untuk berbicara lagi denganmu. 

Tahukah kamu, sebanyak apa keping hati ini terbuang untukmu? Tahukah kamu, selebar apa senyum ini ketika membaca pesanmu? Pernahkah kau peduli? Pernahkah kau sadari?

Emang gak ada abisnya ya kalo nginget elo. Otak gue aja udah overdosis gara-gara kenangan-kenangan kampret yang elo tinggalin itu. Kampret...banget